Masjid Kauman merupakan salah satu bukti
peninggalan kebudayaan islam di Semarang. Masjid ini terletak di dekat pasar Johar,
berada di kawasan Kauman dan dekat pula dengan kawasan pecinan. Bangunan ibadah
ini didirikan sekitar abad 16 Masehi oleh Kiai Ageng Pandanaran.
Masjid
Kauman sudah berkali-kali mengalami renovasi. Kiai Adipati
Surohadimenggolo III, sebagai Bupati
Semarang kala itu, memperluas Masjid itu pada tahun 1759-1760. Pembangunan perluasan
Masjid ditandai dengan tiga buah inskripsi yang kini masih tertempel di gapura
utama masjid yang bertuliskan huruf Jawa, Latin, dan Arab. Tulisannya bahkan masih
sangat jelas terbaca walaupun sudah usang dimakan usia.
Masjid kembali direnovasi
saat RM
Tumenggung Ario Purboningrat berkuasa pada 1867. Lalu, direnovasi
lagi pada tanggan 23 April 1889 oleh Asisten Residen Semarang GI Blume dan
Bupati R Tumenggung Cokrodipuro. Seorang arsitek berkebangsaan Belanda bernama
GA Gambier dipercaya untuk merenovasi Masjid tersebut. Meskipun sekarang telah dibangun
MAJT (Masjid Agung Jaw tengah) yang lebih besar dan megah, keberadaan Masjid
Kauman tetap dipertahankan. Sampai sekarang, Masjid Kauman tetap dijadikan
sebagai tempat penyelenggaraan tradisi Dugderan yang merupakan peringatan awal
bulan Ramadan. Sebuah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun sejak dahulu
kala.