Rawa Pening merupakan sebuah danau di
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Danau ini tepatnya berada di cekungan antara
Gunung Merbabu, Telomoyo, dan Ungaran. Danau ini terletak di sekitar Salatiga
serta Ambarawa. Luasnya sekitar 2.6 Ha. Sebagian besar masyarakat yang tinggal
di sana menggantungkan hidup di danau ini. Ada yang membuka keramba ikan, atau
memanfaatkan keindahan danau sebagai tempat wisata, ada pula tempat wisata rawa
pening yang bisa dipakai untuk berenang.
Menurut Legenda, Rawa Pening
terbentuk dari sebuah mata air kecil yang muncul dari sebuah titik dari batang
lidi yang ditancapkan di tanah. Tersebutlah seorang anak kecil bernama Baru
Klinting yang merupakan anak dari Ki Hajar serta Nyai Selakanta. Setelah
bertahun-tahun tidak dikaruniai anak, Nyai Selakanta pun hamil dan memiliki
seorang anak berwujud Naga yang kemudian diberi nama Baru Klinting. Dengan
wujudnya seperti itu, Baru Klinting pun menemui Ki Hajar yang tengah bertapa.
Awalnya, Ki Hajar ragu mengenai status Baru Klinting sebagai anaknya, tetapi
setelah Baru Klinting menunjukkan ‘pusaka’ Baru Klinting, barulah Ki Hajar
percaya. Untuk menguatkan keyakinannya, Ki Hajar meminta agar Baru Klinting
mengelilingi Telomoyo.
Singkat cerita, Baru Klinting
berhasil melingkari Gunung Telomoyo. Kemudian, Ki Hajar pun memerintahkan Baru
Klinting untuk bertapa di Bukit Tugur untuk mendapatkan tubuh manusia. Di sinilah,
kemudian terjadilah peristiwa tersebut. Tersebutlah sebuah desa yang ada di sekitar
bukit Tugur tengah mengadakan bersih desa yang membuat penduduk tersebut membutuhkan
buruan supaya bisa dimasak menjadi makanan enak. Setelah seharian berburu dan tidak
mendapatkan apa pun, mereka pun menemukan seekor Naga yang tak lain adalah Baru
Klinting.
Orang-orang itu pun membunuh Baru Klinting dan memasak dagingnya. Kemudian
setelah itu, seorang anak kecil yang merupakan perwujudan dari Baru Klinting pun
muncul di desa tersebut untuk meminta sedikit sedekah dari penduduk di sekitar sana.
Namun, bukannya memberi, mereka malah tidak memedulikannya. Dengan keangkuhan watak
dan kesombongan mereka, Baru Klinting pun menantang penduduk desa untuk mencabut
sebuah lidi yang ia tancapkan di tanah, tapi tak ada yang mampu. Kemudian, ia sendiri
yang mencabutnya hingga sebuah banjir besar datang. Dalam peristiwa tersebut, Baru
Klinting pun selamat bersama seorang Nenek Tua yang ia selamatkan. Akhirnya, Baru
Klinting pun berubah kembali menjadi Naga dan menjaga Rawa Pening.