Kudus, kota jenang, terkenal pula
dengan makanan olahannya yang terbuat dari daging kerbau. Hal itu tak bisa
lepas dari sejarah penyebaran agama Islam di Kudus sendiri. Yang mana, pada
waktu itu, ketika Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di tanah kudus, beliau melarang
bagi umat islam di sana untuk menyembelih sapi. Hal itu tak lain untuk menjaga perasaan
masyarakat hindu yang hidup berdampingan dengan kaum muslim. Akhirnya, jadilah kerbau
yang disembelih oleh kaum muslimin pada waktu itu. Salah satu contoh olahan dari
daging kerbau ini adalah pindang maupun soto kerbau.
Kita tahu sendiri, kerbau merupakan binatang
pekerja yang di masa itu dimanfaatkan untuk membajak sawah. Bisa dibayangkan bagaimana
alotnya daging kerbau ini kalau dimakan, kan? Namun nyatanya, bila diolah dan dimasak
secara khusus, daging kerbau pun akan jadi empuk dan enak dimakan, seperti daging
sapi. Sepiring pindang kerbau di sini enak dan sedap dimakan. Harganya pun bisa
dibilang murah. Jangan sungkan untuk mencicipi enaknya pindang atau soto kerbau
ketika berkunjung ke kota kudus.
Selain pindang kerbaunya, di Kudus pun
ada kuliner lainnya yang bernama Garang Asem. Apa itu Garang Asem? Sejenis makanan
yang terbuat dari ayam atau daging dan bumbu-bumbu yang dimasak dengan cara dikukus
dengan memakai daun pisang sebagai pembungkusnya. Garang Asem sangat segar dan nikmat.
Bumbu-bumbunya ada yang dibuat dengan ditumbuk, ada juga yang diiris-iris dan sangat
banyak. Sedangkan untuk garang asem yang pernah saya coba di Kudus, bumbunya dipotong-potong
dan sangat banyak. Bau makanan ini pun harum dengan kuah santan yang encer.
Makanan ini sangat nikmat bersama nasi hangat. Rasa segar
maupun gurihnya. Satu bungkus garang asem berisi beberapa potong bagian ayam, jadi
kemungkinan besar gak akan habis dimakan satu orang.
(Foto
diambil dari berbagai sumber)